Masjid Dua Kiblat
Di dekat sebuah bukit kecil,
di kawasan utara Harrah Wabrah, Madinah, terdapat sebuah masjid nan elok.
Bercat putih dengan dua menara menjulang ke langit, masjid yang mempunyai dua
kubah tersebut bernama Masjid Qiblatain. Qiblatain artinya dua kiblat. Masjid
Qiblatain adalah satu dari tiga masjid pertama dalam sejarah Islam, selain
Masjid Quba dan Masjid Nabawi, semuanya di Madinah.
Masjid Qiblatain atau Dua Kiblat termasuk situs
bersejarah Islam di Madinah yang biasa dikunjungi jamaah haji Indonesia. Di
masjid inilah turun perintah bagi kaum Muslim untuk berganti arah kiblat dari
Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram
Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari
Senin bulan Rajab waktu dhuhur di Masjid Bani Salamah ( nama Masjid Qiblatain sebelumnya ). Ketika itu
Rasulullah SAW tengah salat dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Di tengah
salat, tiba-tiba turunlah wahyu surat
Al Baqarah ayat 144, yang artinya:
“Sungguh Kami (sering)
melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke
kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana
saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang
(Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui,
bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
Setelah turunnya ayat tersebut di atas, beliau
menghentikan sementara salatnya, kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah
kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu
masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.
Beberapa Foto Masjid Qiblatain :
.
Masjid ini dipugar beberapa
kali. Pemerintah Saudi juga memperluasnya, tanpa menghilangkan ciri khas masjid
tersebut
Papan
ini berisi sejarah Masjid Qiblatain. Ketika sedang salat zuhur di masjid ini,
Rasulullaah SAW yang menghadap kiblat ke Jerusalem
mendapat wahyu agar bergeser kiblat ke Ka'bah di Makkah. Beliau meneruskan
salat dengan memindahkan arah kiblat sesuai perintah Allah.
Di samping masjid ini terdapat taman yang asri. Taman hijau sungguh pemandangan mahal di Saudi yang dikenal terik dan bergurun pasir.
Uday
asal Sukabumi, Jabar, baru dua bulan menjadi tenaga kebersihan di Masjid
Qiblatain. Meski belum lama bekerja, dia telah mengirim uang
Rp 3,6 juta ke
orangtuanya. 'Saya bangga kerja di sini,' ujarnya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar